Jumat, 12 Juli 2019

Nazar, Penyakit 'Ain

Lirikan itu lho... Penyakit 'ain namanya... Kalau bahasa sini mah "nazar" cenah. Apa sih? Baca aja deh...

Ibnul Atsir rahimahullah berkata,
يقال: أصَابَت فُلاناً عيْنٌ إذا نَظر إليه عَدُوّ أو حَسُود فأثَّرتْ فيه فمَرِض بِسَببها

“Dikatakan  bahwa Fulan terkena ‘Ain, yaitu apa bila musuh atau orang-orang dengki memandangnya lalu pandangan itu mempengaruhinya hingga menyebabkannya jatuh sakit”. (An Nihayah, 3/332)

Di Turki populer dengan kata "nazar".
Mungkin diambil dari Bahasa Arab نظر. Mengapa bisa terjadi?
Nazar terjadi ketika kita sebagai makhluk bukan malah memuji yang menciptakan, justru lebih memprioritaskan kekaguman mereka pada sesuatu yang diciptakan.
Misal, saat si A kagum pada mobilnya si B, ia benar-benar memuji itu mobil sampai beberapa lama kemudian mobil itu remuk karena kecelakaan. Padahal orang yang ada di mobil itu selamat selamat aja, cuma mobilnya yang hancur berantakan. Kepercayaan orang Turki, karena ketika kita terlalu kagum pada ciptaan, terkadang lupa dengan yang menciptakan. Kekaguman kita pada makhluk lebih besar daripada kekaguman pada Khaliqnya.
Dengan hancurnya mobil itu, seakan-akan Allah memberi reminder bahwa İa yang menciptakan lebih berkuasa atas segala ciptaanNya.
Makhluk sifatnya fana, rusak, ada akhirnya.
Mngpa kita lebih kagum pada benda-benda yang bersifat fana daripada Ia yg Baqa?

Konon katanya kalau kita memuji sesuatu disertai dengan ucapan ما شاء الله ، maka nazar tak terjadi. Kenapa demikian? Karena dengan Masya Allah itu, kekaguman kita saat melihat sesuatu dialirkan pada kekaguman pada penciptanya. Gak mandeg dan macet hanya pada makhluk aja. Justru makhluk-makhluk yang luar biasa itulah yang menjadi wasilah untuk memuji Dia yang paling layak untuk dipuji.

Alasan itu yang menjadikan mereka tak luput dari kata kata Masya Allah saat memuji sesuatu dan mereka mereka yang terlanjur terkena nazar biasanya minta dibacakan ayat-ayat nazar.
Salah satunya ada di surat al-qalam ayat 2 terakhir
وَاِنْ يَّكَادُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَيُزْلِقُوْنَكَ بِاَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُوْلُوْنَ اِنَّهٗ لَمَجْنُوْنٌ ۘ

Dan sungguh, orang-orang kafir itu hampir-hampir menggelincirkanmu dengan pandangan mata mereka, ketika mereka mendengar Al-Qur'an dan mereka berkata, “Dia (Muhammad) itu benar-benar orang gila.”

Bagi dia yang masih aja kena nazar walau udah baca Masya Allah, mungkin dia hanya sekedar di mulut aja ya bacanya. Nggak benar-benar mengalirkan pujian itu pada sumbernya. Wallahu alam...
Jadi kejadian buruk apapun yang terjadi, biasanya nazar yang disalahkan.
Andai nazar itu bisa berbicara, mungkin dia "bilang kenapa selalu aku yang bersalah?" :D
Tapi nggak apa-apa, kita menyalahkan pandangan kita sendiri yang terlalu berlebihan pada dunia. Apa apa tidak bisa menyalahkan kehendak Allah. Kejadian buruk yang menimpa, apapun emang karena kelakuan manusia itu sndri yang merusak.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan (maksiat) manusia.

Yang paling penting adalah و الله على كل شيء قدير. Allah berkuasa atas segala sesuatu.
والله اعلم وانتم لا تعلمون . Allah tau sdgkan kita2 ini gak tau. Semua kembali pada kehendak Allah. Tugas kita tetap berhusnudzon aja. Apapun yang Allah tetapkan itulah yang terbaik untuk makhlukNya, untuk keselamatan dunia dan akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar