Sabtu, 31 Oktober 2009

Short Story : Akibat Sebuah Kecerobohan

  Ada seorang anak kelas 6 SD, bernama Ira Ia sangat suka makan bubur sumsum. Pada suatu hari ia menginginkan ibunya untuk membuat bubu sumsum. Akhirnya ibu membuat makanan kesukaannya. Tidak lama kemudian bubur sum-sum nya telah siap. Ira dengan lahap menyantap bubur sumsumnya.

  Sore harinya ia ingin merasakan lagi bubur sumsum buatan ibunya. Kebetulan bubur sumsum ada untuk satu porsi lagi. Ia menuangkan bubur sum-sum di kulkas (di kulkas juga terdapat pempek dan bumbu nya).setelah ia akan menuangkan gula merah nya, ia bukannya menuangkan gula merah ke bubur sumsum nya, melainkan menuangkan bumbu pempek yang ada di kulkas itu.

   Ketika itu, ia memakan bubur sumsum nya. Tapi ia merasa aneh dengan rasanya yang pedas itu. “kenapa gula merahnya pedas + asam sekali?” pikirnya. Ia pikir sendoknya yang kotor dan belum di cuci dengan sempurna. Ia pun mengganti sendoknya. Ia mencicipi lagi. Tapi masih juga pedas + asam. Ia merasa aneh, kenapa rasanya jadi aneh begini? Ia mencium baunya bumbu pempek itu yang ia pikir gula merah. Tapi tak ada yang beda di baunya itu. Lalu Ira bertanya kepada ibunya “ Ibu, mengapa bubur sumsumnya pedas dan asam seperti ini? Apakah bubur sumsum ini sudah kadaluarsa?”katanya. “Masa iya sih? Tadi saja ibu mencicipi dan tak ada yang aneh dalam bubur sumsum itu.” Jawab ibu. Lalu Ira meminta Ibu agar ibu mencicipi bubur sumsum yang aneh itu. Ibu lalu mencicipinya. Setelah mencoba, ibu malah tertawa. Ira kebingungan, mengapa ibu malah tertawa? ” kamu ini ceroboh sekali. Ini bukan gula merah! Melainkan bumbu pempek yang ibu simpan di kulkas dan ibu simpan di bawah bubur sumsum itu. Jadi kamu kira, itu adalah gula merah ya?” kata ibu. Bukan ibu saja yang tertawa. Ira juga ikut tertawa terbahak-bahak. "bubur sumsum satu porsi itu sudah tercampur dengan bumbu pempek. Ya tinggal sangat sedikit lah bubur sumsum yang tersisa.” Dari pada ngiler ingin bubur sumsum yang bergula merah, mendingan aku makan apa adanya saja deh” pikir Ira. Ira bingung apakah ia harus tertawa atau sedih? Tertawa karena hal konyol yang ia lakukan barusan. Sedih karena ia kehilangan bubur sumsum yang hanya satu-satunya lagi porsi yang disisakan ibu hanya untuk Ira. Tapi mau bagaimana lagi? Lagian, Ira sendiri yang melakukan kesedihan ini meskipun tidak sengaja. “memang benar kata ibu. Saya ini ceoboh sekali” pikir Ira berwajah malu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar