Kejadian dan laporan dari keamanan di sini diantaranya adalah murid mengaku kurang perhatian, kurang affection dari orang tua. Sehingga menjadi alasan baginya untuk mencari perhatian dari mereka mereka yang bukan muhrimnya. Bahkan ia berusaha mencari agar ia bisa mendapat perhatian lebih dari kawan-kawannya, sakit sepertinya. Bayangkan! Sakit siapa yg mau? Tp sakit adalah hal yang ia inginkan. Sebenarnya bukan karena sakitnya sih. Ia menginginkan perhatian dan kasih sayang dari orang-orang sekitar. (Gimana kalau sakit tapi nggak ada yang ngurus ya? Aduh makin rempong).
Dia juga terkenal sebagai orang yang berwatak keras dan dingin, karena katanya memang begitu orangtuanya mendidik.
Nah ini, kita ambil sbg catatan untuk para orang tua.
Perkembangan anak sgt tergantung pada didikan orang tuanya. Karena ia merekam sikap orang-orang yang tiap hari ada bersama dengannya. Memang orang itu bisa, karena terbiasa ya! kalau dikatakan "Kok bisa sih dia kayak gitu?" ya karena ia sudah mulai terbiasa, bisa-bisa aja tuh.
Saya perhatikan 1 teman saya di Turki. Dia tak satupun dekat dengan yang namanya lawan jenis. Ketika mengambil uang kembalian dari supermarket, itu si abang abang ngasihnya nya enggak hati-hati, jadi kena lah temanku itu dengan tgn si abang. Setelah keluar dari supermarket, wajah temanku kusut gak jelas. Ditanyain kenapa kayak gitu, ternyata ia kesal sama kelakuan si abang tadi, buat ngasih kembalian doang apa harus kena ya?
Begitulah ia tak kenal yang namanya lelaki, tak ada kontak lagi selain keluarganya. Aku bertanya-tanya tentang dia, 'kok bisa?' sekali lagi, karena terbiasa. Terbiasa dengan didikan orang tuanya tak menginginkan anaknya kenal dengan laki-laki luar sana, tak boleh ada lelaki asing yang mengusik kehidupan nya, tak hanya mengeluarkan UU macam itu saja, orang tuanya pun menunjukkan sikap perhatian, preventif dan protektif yang lebih pada putrinya itu, seperti peluk dan cium tiap keluar rumah, memanggil dengan kata-kata sayang, saat meninggalkan putrinya di asrama pun cium tak cukup sekali, minimal 3 kali :D
Dari sini aku simpulkan sesuatu, orang yang kuat kekerabatannya dengan keluarga, membangun cinta dengan keluarga, ia akan selalu turut dg apa apa yang dibolehkan dan apa apa yang dilarang orgtuanya. Karena mereka adalah orang-orang yang penuh penjagaan dan penuh kehati-hatian, mereka menerapkan sistem proteksi kuat pun sukses sukses sukses aja.
Jadi prinsip apapun yang ingin diterapkan dalam keluarga, apapun yang menjadi ekspektasi orangtua, salah satu langkah awalnya adalah dengan menunjukkan affection yang cukup, pembiasaan yg baik2 dari kecil, memperkuat hubungan kekeluargaan dan lain lainnya, sehingga slogan "Rumahku Surgaku" benar-benar terasa dalam kehidupan nyata.
Terkadang kita tak sadar ya, affection hz. Allah lebih dari semua affection yang ada, karena ketidaksadaran itulah syariat terlalaikan. Tau seakan-akan tak tau, yang tak tau tak ada usaha ingin tau, mau sukses yang instan tanpa mau bekerja dulu.
Ar Rahman, Dia yang maha pengasih. Dalam surat itu ditegaskan 31 kali "nikmat apalagi yang kamu dustakan?" padahal dari awal surat kita di wanti-wanti bahwa Dialah yang Maha Pengasih. Kurang apalagi? segitu bebal kah kita mendustakan?
Allah...
İa selalu dekat walau terkadang kita yang menjauh, İa selalu menjaga walau kita - malam hari- tak pernah terjaga, İa menciptakan mereka mereka yang mencintai kita. İalah sumber dari segala cinta.
Sekiranya keluarga pun tak ada, bahkan mungkin mengira affection pun kurang, buka hati kita untuk mencintai Dia yang Hak dalam mencintai.
Dia yang kita sebut sebagai RABB, zat yang mendidik dan yang mengurus, yang lebih tau apa yang kita inginkan dan kita butuhkan walau yang hanya sekedar terbesit dalam hati nurani.
ان الله عليم بذات الصدور
Tidak ada komentar:
Posting Komentar