Jumat, 08 November 2019

Doa Mulut Tak Berdosa

Waktu itu adalah waktunya murid-murid makan malam. Riuh suara dapur menjadi suatu kebiasaan ketika mereka hendak fulfill energi mereka. Itulah salah satu modal dan tenaga mereka untuk tetap bisa lanjut belajar dan menghafal dengan semangat.
Kedua rekan (mengajarku) telah mendahului aku pergi ke dapur. Bukannya menyusul, aku malah singgah ke masjid untuk menunaikan 3 rakaat maghrib ku terlebih dahulu. Tidak ada siapapun di masjid ini. sepi...
rakaatku hampir selesai, kudengar isak tangis di dalam masjid. Ketika shalat, aku tak menggunakan kacamata, sehingga aku tak melihat apapun disekitarku dengan jelas. Aku berusaha memfokuskan penglihatanku melihat siapa yang ada di masjid ini.
Nah, sekarang aku benar-benar melihat. Ternyata ada 1 murid yang belum ke dapur utk makan malam. Aku perhatikan dia dari jauh, tangannya menengadah, wajahnya tunduk, matanya penuh dengan linangan air mata. Oh ternyata itu Dian.
Dian adalah orang yang sangat tertutup, tak mudah percaya pada orang lain apalagi orang yang baru ia kenal. Hidupnya enjoy tak pernah ambil pusing apa kata orang. Ia berani menyuarakan kebenaran walau ia tau orang-orang -yg berhati keras- sulit menerima kebenaran. Boșver! whatever! kelihatannya tak pernah ambil pusing, seperti orang yang tak pernah ada masalah karena tak pernah ada orang tahu tentang apa yang terjadi pada dirinya. Statement itu dihancurkan ketika aku melihat dia menangis saat tiada seorang pun disekitarnya. Dari sana aku menyimpulkan "Memang, Allah SWT adalah Zat yang paling setia, seperti sifatNya yang tak mengenal awal dan akhir, tak mengenal baik dan buruknya manusia. Ia Maha Mendengar segala keluh kesah. Dia yang tak pernah membuat kecewa, Dia yang tak pernah mengumbar rahasia rahasia kita. Dia juga yang mengobati hati kita, memberikan kekuatan untuk menyokong hati kita tetap kuat menghadapi kesulitan-kesulitan dalam menerjang ujian kehidupan.
Ini waktunya makan. Apa Dian enggak lapar?
Memang manusia dalam melaksanakan tugasnya harus memiliki kekuatan, maka ia perlu makan.
Tapi kita tidak boleh lupa bahwa disamping sisi jasmani, manusia juga memiliki sisi ruhani. Kekuatan jasmani ditopang dengan makanan, kekuatan rohani ditopang dengan makanannya juga, yaitu bersandar pada Dia Sumber Segala Kekuatan.
"Ya Rabb! Di saat orang-orang memenuhi kebutuhannya disana, saksikan hamba, Ya Rabb, bahwa kebutuhan hamba saat ini adalah Engkau! Dengan waktu yang aku sisihkan hanya untukMu, aku berharap Engkau pun memenuhi hajat kami dan segala kebutuhan orang-orang yang kami cintai."

Melihat Dian yang berdoa seperti itu, rasanya ingin sekali menjadi bagian dari orang-orang yang yang didoakan. Dari sanalah aku ingat perkataan Ustadz. "ketika bangun pagi, ayo targetkan diri kita untuk mengambil hati saudara-saudara muslim kita. Hari ini targetnya 1, besok 2, dan seterusnya."
kurang berkah apa manusia hidup jika sudah mendapat ridha? Tidak hanya dari Allah, juga dari banyak saudara-saudara yang tulus mendoakan.
Dari sini juga lah tiap aku melihat orang berdoa, aku hanya bergumam dalam hati "Ya Allah kabulkanlah doa orang yang aku lihat saat ini, mataku menjadi saksi, bahwa dia selalu setia, tak pernah bosan berdoa dan meminta padaMu, keinginannya pasti lah demi kebaikan umat Nabi Muhammad"
Setelah itu aku hanya bisa bertarajji saja. 'Andai tiap harinya aku bisa menyenangkan hati mereka, bisa saja namaku disebut dalam doanya tiap hari, tanpa harus aku duluan yang minta'

Semoga Allah menasibkan kita sebagai orang-orang yang sering di sebut dalam doa hamba2Nya yang sholeh. Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar