Senin, 13 Juli 2020

Peran Dakwah di Era Teknologi


Syekh Sulaiman Hilmi Tunahan pernah berkata dalam doanya "Ya Allah, jangan kau ambil dunia dari tanganku dan jangan kau taruh dalam hatiku."

Salah satu hikmah mendalam yang bisa diambil dari perkataan diatas adalah manusia sebagai makhluk berakal harus menjadi pengendali, bukan malah menjadi alat yang dikendalikan oleh dunia.

Allah SWT telah menjadikan manusia sebagai khalifah fil ardl, pemimpin di bumi. Artinya, manusia diamanahi agar mengelola dunia sebaik mungkin. Telah dikatakan berkali-kali dalam Al-Quran bahwa Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Mari kita tengok dunia hari ini. Apakah ia dalam keadaan baik-baik saja?

Ini adalah zaman teknologi. Teknologi muncul dengan berbagai desainnya dibuat dengan tujuan memudahkan manusia dalam melakukan pekerjaan hariannya. Penggunaan yang tidak bijak membuat mereka terlena dan akhirnya lupa kepada tugas-tugas pentingnya. Saat diri terlena, saat itu juga dia sulit untuk memulai. Atas tugas apa dia hadir di bumi? Apa yang akan terjadi saat seseorang diizinkan untuk hadir ke dunia namun ternyata tidak melaksanakan tugas-tugas yang diperintahkan?

Untuk menjalankan tugas utama ini, hal yang perlu dilakukan adalah dengan mendalami ilmu Al-Quran. Hal ini yang harus kita utamakan supaya manusia tetap berada on the track, tidak lupa dengan tugas utamanya sebagai khalifah, serta tidak melalaikan peran Al-Quran sebagai pedoman utama.

Sesungguhnya dunia -milik Allah- ini luas sekali, tidak mungkin diurus sendiri. Perlu sumbangsih dari mereka yang masih memiliki tanggung jawab dan kesadaran terhadap perkembangan teknologi masa kini, supaya tetap mengingatkan pada tugas kita untuk menghamba pada ilahi.
Lihatlah, Allah tidak membiarkan hambaNya berjalan sendirian. Al-Quran diturunkan sebagai pedoman, Rasulullah SAW diutus sebagai teladan. Lihatlah bagaimana cara Rasul mendakwahkan islam, ditunjukkan akhlaq mulia sebagai tamsil keislaman sebenarnya. Maka nikmat apa lagi yang kita dustakan? Mari renungi sejenak bagaimana sulitnya Rasul mendakwahkan islam saat itu.

Zaman berganti. Teknologi beraksi. Informasi dari negara yang berjauhan bisa dengan mudah diakses dalam hitungan menit bahkan detik. Ini adalah kemudahan yang diberikan Allah SWT supaya manusia bisa menyebarkan islam lebih mudah dan luas. Satu yang harus kita ingat, sebesar apapun pengaruh teknologi dalam perkembangan zaman, tidak mengeliminasi peran a-lquran sebagai mukjizat terbesar sepanjang masa, karena Al-Quran adalah referensi utama dari kitab ilmu pengetahuan. Begitupun beliau yang diwahyukan Al-Quran pada dirinya. Sebanyak apapun orang hebat yang muncul di permukaan bumi, tidak menggantikan peran Rasulullah sebagai tokoh idola utama, yang dalam dirinya terdapat akhlak Al-Quran.

Betapa banyak mereka yang mengenyampingkan bahkan menghilangkan peran islam hanya karena zaman yang berbeda. Begitu banyak mereka yang mengingkari tauhid, karena tidak seimbangnya akal dan keimanan. Maka manusia yang canggih adalah manusia yang bisa menyeimbangkan dua hal tersebut.
Apabila manusia hidup di zaman ini, hendaknya mereka menggunakan fasilitas zaman sebagai alat untuk mendakwahkan islam lebih mudah dan indah (bukan malah lebih susah dan parah). Siapa lagi yang siap melakukan hal ini selain dimulai dari kita sendiri?

Jika teknologi dapat menajamkan kemampuan akal dalam berpikir, Al-Quran dapat mengasah keduanya, akal dan keimanan. Musuh islam tahu betul akan hal ini. Islam akan kuat dengan berpegang teguh kepada aturan Al-Quran. Tindakan mereka selanjutnya adalah mendesain teknologi sedemikian rupa sehingga membuat para muslim/ah  menjauh dari Al-Quran. Sangat mengkhawatirkan…

Keagungan Al-Quran mulai tertutup dengan gemerlapnya teknologi yang terus membutakan, sehingga Al-Quran jauh ditinggalkan. Tugas siapa lagi kalau bukan kita yang mendakwahkan dan mengkaji Al-Quran?

Kita sebagai umat yang dikaruniai mukjizat terbesar, harusnya memiliki tanggung jawab terhadap orang-orang disekitar kita. Kita tunjukkan bagaimana islam mengikat persaudaraan, mengadili segala bentuk kemungkaran, dan menebar kebahagiaan.

Karena pada kenyataannya islam banyak dinilai pertama kali dari perilaku penganutnya.
Jadi, ternyata berdakwah tidak hanya dilakukan dengan mengajak secara lisan saja. Juga tidak hanya dilakukan bagi mereka yang bergelar ustadz/ah saja. Dakwah akan lebih efektif saat dilakukan dengan cara menunjukkan rasa damai dan bahagia yang dirasakan saat menjadi seorang muslim yang sesungguhnya.

Bukan dengan cara jadi budaknya dunia, karena terbukti Rasulullah pun sukses menyiarkan islam hingga eksis sampai sekarang dalam keadaan dirinya yang zuhud, jauh dari gemerlap dunia. Bukan berarti dunia ditinggalkan seutuhnya. Bagaimanapun juga dunia adalah tempatnya manusia mengumpulkan amal-amalan yang mengantarkan manusia ke surga. Allah SWT adalah raja pemilik langit dan bumi. Apa-apa yang ada di dalamnya boleh digunakan untuk kepentingan agamaNya. Siapa lagi yang akan menyadarkan akan hal ini kepada yang orang lain kalau bukan kita sendiri?

Teknologi adalah pedangnya zaman. Dia bisa menebas musuh, atau malah menebas penggunanya. Tergantung seberapa bijak dia menggunakannya.

Semua kita lakukan dengat niat ibadah, tugas terbesar sekaligus tugas utama manusia. Dengan cara melaksanakan tanggung jawab sebagai khalifah di bumi dan menghamba pada Ilahi Robbi.

Saking gemerlapnya teknologi yang berkembang, terkadang membutakan niat awal kita untuk kembali pada Al-Quran. Tugas kita adalah saling mengingatkan agar kembali pada fitrah asli manusia, sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa. Dengan mengingatkan bahwa Rasulullah pun berdakwah dengan mencerminkan sosok dirinya yang dimuliakan dengan islam. Sosok yang diatur oleh alquran, bukan oleh koran. Sosok yang menyenangkan, bukan sosok yang menakutkan.

Maka manusia yang bisa dikatakan canggih pada zaman ini adalah manusia yang memanfaatkan gemerlap masa kini untuk menabung amal masa nanti. Karena manusia yang canggih adalah manusia yang tidak melupakan kodratnya sebagai makhluk dan hanya bisa diatur oleh aturan Kholiq.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar