Sabtu, 27 Maret 2021

Menjadi Baru

 Ku goreskan pensil pada malam ini. Nishfu Sya'ban...


Orang-orang sibuk dengan shalatnya. Aku? Tahun ini mungkin bukan dengan shalat, Aku hanya ingin bercerita...


Layaknya Rabiah Adawiyah yang penuh dengan gelora cinta pada Ilahi, Ia mengatakan "Mengapa Allah milik semua orang, bukan untukku saja?" terkadang cemburu, tapi setuju..

Kali ini, biarkan orang-orang menikmati shalat untuk bertemu denganNya, akupun akan hadir dengan caraku seadanya...

Allah,

Aku bahagia dengan pemberian sehatMu di hari ini, hingga bisa ku gunakan untuk menjamu teman-teman yang sedang ibadah.

Aku bahagia saat Engkau masih menasibkan diriku untuk tidak berbuat maksiat, pada malam ini... 

Aku tertawa, senang dengan pemberianMu berupa hal-hal mubah di dunia ini, yang masih halal untuk kita nikmati...

Malam ini malam istimewa... Catatan amal disetorkan. Malam ini malam istimewa, beberapa orang menyambutnya dengan berpakaian lebih rapi, bersih bahkan baru di malam ini, sebagai tanda ta'dzim pada malam mulia...


Aku... bukannya tidak ingin takdzim, bukan malas, bukan juga tak ingin beli baju. Aku ingat, di dekatku ada mereka yang tak mampu melakukannya. Jika aku memaksakan diri untuk berpakaian 'baru', orang orang 'lemah' akan sedih meratapi keadaannya yang tak bisa berbuat demikian, dan lebih sedih jika harus memaksakan diri dan orang tua untuk membelikannya baju yang baru. Semua bajunya sama, tak ada yang dispesialkan...


Karena itu, aku termasuk orang yang tidak terlihat baru dalam beberapa hari besar islam. Supaya orang-orang lemah memiliki keyakinan bahwa 'berbaru-baru' bukan sebuah keharusan di hari-hari Agung. 

Selama Allah tak mengapa jika kita berpakaian biasa, maka takkan apa-apa!


Wahai Pemilik Kesempurnaan, dalam keadaanku yang serba biasa ini, di lubuk hati terdalam aku selalu mengatakan bahwa aku.... Sangat membutuhkanMu............... 

Shalawat dan salamku pada kekasihMu, Ahabbul kholqi ilallah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar