Rabu, 11 Juni 2014

Pilu Di Titik Rindu



"Dirimu datang tak ucap permisi sebelumnya. Dalam hatiku yang khawatir, takut, dan tak tenang, kau datang menjadikanku merasakan betapa beruntungnya diriku mengenal sosok dirimu, kawan! Yang memberitahuku sedang ku tak tahu, hingga hilang rasa khawatirku. Yang selalu mensupport padaku sehingga hilang rasa takutku. Yang membimbingku ke arah yang aku pun tak tahu, tapi kau genggam tanganku seraya memberitahuku jalan untuk menempuh hidup disini sehingga hilang rasa takutku. Keberanian yang tak kunjung aku dapatkan saat ku menghadapi hari terakhirku tuk bertemu denganmu. Tak tahu terima kasih aku pergi tanpa permisi. Tak tahu malu aku maju dengan rasa sok tahu.

Lantas, apa dirimu marah dengan sikapku? Tidak! Sekali lagi tidak! Kawanku tak seperti itu, kecewa yang dialami mereka tak membuat mereka seketika menghapus memori kebersamaannya denganku. Aku yang bukan apa-apa bagi mereka. Mungkin satu arang hitam penuh dengan dosa. Tapi bahkan mereka anggap arang sebagai penghasil api yang menggebu-gebu dan memberi kehangatan bagi orang didekatnya. Kau jadikan hujan sebagai pembilas sinar sehingga tampak pelangi menyayat birunya langit dengan keindahan warnanya yang berbeda-beda.
Kenapa? Aku ini berbeda! Aku ini hujan yang terkadang membuat orang bermain tiba-tiba berpisah karenanya. Dan kawanku? Mereka bagaikan sinar penerang hidupku yang tak tahu menau. Tidak! Mereka bilang hujan yang kau kira, dan sinar yang kau kira adalah pelangi jika kita mampu membiaskannya.

Dengarkan aku,
Setiap kata yang kau lontarkan padaku, menjadi doa untukku. Itu yang ku butuhkan, dalam hati tentram berjibaku dengan kegelisahan. 
Doa yang hanya bisa ku lontarkan dan hanya itu yang bisa ku lakukan.
Diri ini mengharapkan kau yang sehat, kawan! Yang bisa dengan giat beribadah pada Allah tuhan kita. Diri ini mengharapkan dirimu yang biasa tersenyum riang hingga sejuklah hati yang memandang.
Aku yang menyebalkan ini, aku yang selalu mengacau ini, kini tahu rasanya. Rasa rindu, pada orang nan sering membuat tersenyum karenanya..."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar