Sabtu, 25 Februari 2017

Quarantine

Pernahkah anda merasa di karantina? bagaimana rasanya? Sungguh melatih kesabaran, kan? işte...

Mungkin tahun tahun ini adalah karantina bagi saya. Terkarantina dari hal-hal yang ingin dilakukan, dituntut untuk terus mengasah ilmu B.Arab, dll. Ingin rasanya menepis boring dengan menulis tapi ternyata kekurangan referensi. Mauu banget baca, tapi bacaan disini berbahasa Turki yang memang perlu sedikit perjuangan utk memahami. Ingin rasanya baca baca sumber referensi apaaa gitu yg bahasa Indonesia. Tapi apa daya, buku gak ada, hp pun gak punya. Timbul pertanyaan "Kalau gitu diskusi aja sama temen2 disono?!" bisa sihh tapi ketika dicoba ternyata keterbatasan wawasan kami belum cukup untuk itu. "Hubungi temen2 yang bisa diajak sharing dan diskusi atuh?" Boleh, tapi diskusi butuh waktu agak lama. Kalau pake hape orang bisa bisa tuan hp murka sama saya T_T . "hmm. pake ankesör? (tlpon umum di Turki yg bisa dipakai tlp luar negeri)" tapi relakah 5TL untuk 6 menit sahaja? (pulangkan saja aku pada ibuku T_T)

Ingin juga rasanya aktif di masyarakat karena bagaimanapun juga kita adalah bagian dari masyarakat. Pengen juga rasanya punya banyak kenalan biar relasi kemana mana gak susah.Tapi apa daya? mereka menjaga pergaulan kami biar ga sembarangan bertindak, mereka mndidik kami utk tidak melupakan kodrat kmi sbg wanita calon ibu. wkk. mereka bagai menaruh kami dlm museum demi terjaganya kami dri buruknya pengaruh luar. sangat hati hati memang. tapi.... sudahlah

untuk itu tahun2 ini adalah tahun2 karantina untuk saya. saya tak bisa banyak bergerak utk saat ini. jauh dari tanah air jauh juga dari banyak hal.

Apabila masanya telah usai, saya tak nak lupa apa apa yg dulu pernah dipelajari. Thifan, meriset, baca buku, seminar, diskusi dll akan saya lakukan dgn aktif lagi setelah smuanya bisa dilalui. ya, beberapa tahun lagi. InsyaaAllah

1 komentar: